Senin, 09 Januari 2012

Anak yang Durhaka

"Menyesal Kemudian Tidak Berguna", kisah menyentuh dari Ustadz Didiek, jazaakumullah.
"Dulu ibuku hanya memiliki satu mata, oleh karenanya aku mmbencinya. Keadaanya itu menjadikanku selalu dalam kesulitan.
Dia bekerja sebagai tukang masak disekolah tempatku belajar, untuk membantu kehidupan keluargaku. Suatu hari saat ku duduk dibangku SD, ibuku menghampiriku untuk menghiburku, saat itu aku merasa segitu tidak nyaman, akupun melalaikannya dengan pandangan yang penuh dengan kebencian.
Keesokan harinya seorang murid bertanya kepadaku ,
"ibumu cuma mempunyai satu mata?"
Ooooh sungguh saat itu aku ingin mengubur diriku,menjauhkan ibuku dari kehidupanku. Keesokan harinya kutemui ibu, "engkau telah menjadikanku bahan tertawaan,kenapa engkau tidak mati saja?."
Tapi Ia hanya diam tidak menjawab.
Aku menggatakan hal itu tanpa ragu sedikitpun, dan tidak memikirkn isinya,karna aku segitu marah skali,sebagaimana aku tidak pernah peduli dengan perasaannya.
Aku ingin sekali meninggalkan tempat ini, oleh karenanya aku Belajar dengan segitu giat sekali,sehingga aku mendapatkan beasiswa ke Singapura.
Akupun ke Singapura belajar dengan giat lalu menikah, beli rumah dan memiliki anak, sungguh hidupku amat bahagianya, sehingga suatu hri ibuku datang mengunjungiku, sudah lama skali Ia tidak melihatku dan sama sekali belum pernah melihat cucu-cucunya.
Anak-anakku tertawa keras dan akupun berteriak,
"Berani-beraninya engkau datang kesini dan membuat anak-anakku ketakutan, cepat keluar!"
,saat itu Ia menjawab, "maaf sepertinya saya salah alamat." Ia pun pergi meninggalkan kami.
Suatu hari sepucuk surat mampir kerumahku, surat reuni dari sekolahku. Aku berbohong kepada istriku, aku bilang ada perikanan tugas yang harus aku tunaikan. Setelah pertemuan,aku pergi kerumah lamaku, sekedar untuk jalan-jalan saja.
Para tetangga memberitahuku bahwa ibuku telah meninggal, tak ada satu butirpun airmata yang jatuh dari kelopak mataku, sampai tetanggaku berdiri menyerahkan kepadaku sepucuk surat dari ibu.
"Wahai anakku,ibu selalu merasa bersalah ta'kala mengunjungimu di Singapura yang segitu mengganggumu dan menjadikan anak-anakmu merasa ketakutan. Ibu amat bahagia saat mendengar engkau akan datang dalam pertemuan reuni di sekolahmu, namun ibu khawatir tidak bisa menemuimu karna tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Melalui surat ini ibu meminta maaf karna telah mengganggumu dari waktu ke waktu. Tahukah engkau bahwa sewaktu kecil engkau pernah mengalami kecelakaan yang merenggut satu matamu, dan sebagaimana seorang ibu, ibu tidak rela jika engkau dewasa hanya dengan satu mata, oleh karenanya aku berikan bola mataku kepadamu. Betapa bahagianya ibu tumbuh bisa melihat keindahan dunia lengkap dengan dua mata. Wahai anakku kutulis surat ini untukmu dengan penuh cinta dan kasih."
Astagfirullahaladzim, ini Mengingatkan kita akan sabda Rasulullah, " "Wail!,Wail!,Wail!, Celaka!, celaka!, celaka!"
Siapa yang celaka ya Rasulullah?, tanya sahabat .
Rasulullah pun menjawab, "orang tuanya masih hidup, tetapi Ia masuk neraka" (karena durhaka).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar